Sabtu, 27 Februari 2010

Harga TBS Sawit Terus Meningkat

PANGKALAN BUN, PPOST
Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), terus meningkat. Situasi ini, cukup menggembirakan petani plasma milik masyarakat. Sejak awal Januari hingga Februari 2010 ini, harga TBS sawit mencapai dikisaran Rp150 - Rp200 perkilogram.
Kepala Dinas Perkebunan Kotawaringin Barat (Kobar), Ir Rosehan Pribadi M.Si mengungkapkan, kendati sempat dibayangi penurunan harga dari industri CPO (Crude Palm Oil) haarga TBS Sawit terus saja membaik dan prospektif. Bahkan, produsen-produsen CPO juga tetap meyakini kinerjanya akan membaik.
“Kita melihat, misalnya tanaman kelapa sawit yang berusia tiga tahun harga TBS cukup menjanjikan yakni Rp775 per-kilo yang hingga Fentiaro 2010 ini kembali naik dikisaran Rp790 per-kilogram. Harga ini, dapat memberikan support bagi petani plasma yang bermitra dengan para investor besar swasta di daerah ini,” ungkap Rosehan Pribadi, Kamis (25/2).
Disinggung apalkah pada bulan depan (sebut: Maret 2010) harga kembali terjadi kenaikan, Rosehan masih belum bisa menginformasikan. Alasannya, pihaknya masih menunggu penetapan harga secara nasional yang diumumkan akhir pekan ini, Kenaikan harga TBS Sawit ini, cukup menggembirakan sektor perkebunan kelapa sawit.
“Kita (Disbun) memperkirakan, meski angka kenaikannya masih kecil namun dapat memberikan kontinuitas usaha perkebunan bagi investor (PBSN) dan masyarakat di daerah ini. Apalagi usia tanaman di atas sepuluh tahun harga TBS sawit paling tinggi mencapai Rp1.075 per-kilogram yang dinilai menjamin masa depan usaha perkebunan sawit,” katanya.
Sejumlah perusahaan industri (investor) perkebunan kelapa sawit tidak terlalu khawatir terkait potensi turun-naiknya harga TBS sawit dan CPO. Kita optimistis harga CPO juga kembali membaik. Harga CPO tidak akan lebih rendah dari USD 700 per ton. Di prediksi, ekspektasi harga CPO bisa mencapai kisaran harga USD 800-900 ton.
“Begitu pula, Demand pasar terhadap CPO juga diprediksi tetap saja baik. Jadi, yaa ... tidak ada alasan bagi perusahaan perkebunan untuk pesimis terhadap usaha yang dijalankan bagi perbaikan ekonomi masyarakat di daerah ini. Program pengembangan perkebunan yang dicanangkan sebagai unggulan, akan menjadi kenyataan,” katanya.
Harga CPO yang sempat turun hingga posisi USD 800 per ton, jauh lebih rendah dari harga tahun 2009 lalu yang sempat menembus USD 1.200 per ton. Dengan asumsi harganya tidak akan turun lagi terlalu dalam, dan diyakini kinerja sejumlah perusahaan akan tetap meningkat.
“Per-semester pertama Desember 2009 lalu, PT Bakrie Sumatera Plantations misalnya, secara nasional mampu membukukan kenaikan penjualan hingga 135 persen. Penjualan anak usaha Grup Bakrie tersebut mencapai Rp 1,89 triliun dibandingkan semester pertama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp. 748 miliar,” tukasnya.
Rosehan mengatakan, TBS sawit dam CPO masih memberikan kontribusi terbesar bagi daerah yakni mencapai 75 persen. Sisanya adalah penjualan dari komoditas karet. Pihaknya (pemkab) optimis CPO tetap menjadi komoditas andalan kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) bagi penerimaan daerah. erd