SUKAMARA, PPOST
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sukamara di bidang pendidikan mengalami penurunan. Karena itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Sukamara Qamarudin menyatakan siap berjuang keras meningkatkan IPM.
Untuk itu, Kadisdikpora dengan dinas dan instansi terkait lainnya akan melakukan perubahan serta memperbaiki data-data yang lengkap.
Selain itu, Dikpora akan melakukan kegiatan-kegiatan guna meningkatkan kesadaran orang tua maupun anak serta peran tenaga pengajar dalam membangun bidang pendidikan kedepannya agar lebih baik lagi.
Dikatakannya, untuk mencari angka IPM pada bidang pendidikan tidak terlepas dari angka partisipasi murni yang diperoleh dengan membandingkan jumlah usia sekolah yang sekolah dengan jumlah penduduk yang usia sekolah secara keseluruhan.
“Untuk usia sekolah sendiri dari umur 7 - 12 tahun atau pada usia itu anak masih SD, sedangkan umur 13 tahun sudah termasuk angka partisipasi kasar walaupun anak itu masih duduk di sekolah dasar,” jelas Qamarudin.
Qamarudin juga mengatakan, Dikpora dalam kaitannya dengan IPM hanya memiliki data jumlah usia sekolah yang sekolah, sedangkan data jumlah usia sekolah secara keseluruhan hanya dimiliki BPS.
Untuk memperoleh data yang valid, Dikpora, Dinas Kependudukan maupun BPS harus melakukan koordinasi. Sementara Dikpora sudah melakukan hal itu untuk mendapatkan data yang akurat dengan melayangkan surat kepada BPS. Karena dengan data itu IPM di bidang pendidikan akan diketahui secara pasti.
“Karena apa, dengan semakin tingginya nilai pembanding maka semakin kecil nilai yang akan di hasilkan,” tukas Qamarudin.
Selain itu, Qamarudin juga mengatakan, data akurasi yang didapat sepertinya yang lebih menonjol SD dan SMP. Sedangkan yang rawan adalah SMA. Hal ini karena pada tingkat sekolah dasar anak didik belum terpengaruh dengan faktor lingkungan.
“Sedangkan pada tingkatan SMP dinilai sebagian besar juga belum terpengaruh dan pada tingkat SMA tingkat kerawanan cukup tinggi karena anak tidak mau sekolah dan lain sebagainya. Sedangkan dari SD hingga SMA angka partisipasi murni akan berbentuk mengerucut,” ujar Qamarudin. mg
0 komentar:
Posting Komentar