Senin, 01 Maret 2010

Banjir Tidak Pengaruhi Produksi Pangan


PANGKALAN BUN, PPOST
Meski banjir yang masih menggenangi ratusan hektar sawah di Desa Kumpai Batu Bawah, Tanjung Putri  dan Tanjung Terantang (Arsel), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), samasekali tidak mempengaruhi produksi pangan. Stabilitas pangan di kabupaten paling barat Provinsi Kalteng ini, dinilai masih stabil.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kobar, Ir H Akhmad Yadi mengatakan, bencana banjir tidak mempengaruhi hasil produksi pangan (padi gogo). Masyarakat petani terus saja melakukan aktivitasnya, meski sebahagian lahannya terendam banjir akibat curah hujan cukup tinggi dalam dua bulan terakhir.
“Kita memprediksi, petani masih ngotot melakukan penanaman di musim penghujan buah padi tidak akan muncul. Kalau toh ada, kemungkinan hasilnya terjadi puso (rusak). Begitu pula, rentan terhadap hama yang dapat merusak tanaman,” ungkap H Akhmad Yadi, Minggu (28/2).
Distanak berjanji, terus membantu bagi kepentinan para petani dengan menurunkan penyuluh pertanian (PPL) di lapangan. Pihaknya juga menyarankan, agar para petani bergotong-royong membuat saluran air dengan sistem pompanisasi sehingga tingkat keasaman tanah berkurang.
“Kita memperkirakan, musim kemarau akan tiba pada bulan April-Mei hingga Juni 2010 nanti. Sehingga, pada bulan-bulan inilah petani dapat melakukan bercocok tanam. Memang, resikonya di musim kemarau (sebut: masih ada air) hanya bisa tanam satu kali setahun,” terangnya.
Menurut Yadi, kawasan pertanian (persawahan) Desa Kumpai Batu Atas/Bawah dan Tanjung Terantang (Arsel) dapat dijadikan penyangga pangan di kabupaten Kobar, Pola tanam yang hanya sekali setahun (jika curah hujan tinggi) adalah pola tanam yang lebih dan menghasilkan.
“Kita ingin, dengan meminalisasi tanam hanya anomali iklim – yang di Desa Kumpai Baru Bawah dan Tanjung Terantang (Arsel), yang kondisi alamnya sedikit bermasalah. Sebab, setiap musim penghujan di wilayah ini sering banjir. Kita sarankan, petani dapat menghindari pola tanam di musim curah hujan tinggi,” tukasnya.
Akhmad Yadi berjanji, pihaknya akan menyalurkan bantuan berupa bibit padi (bibit charang) yang diberikan kepada kelompok tani yang anggotanya jelas. Ini dimaksudkan, agar meminimalisasi kerugian yang diderita masyarakat petani di Desa Kumpai Bawah dan Tanjung Terantang. erd

0 komentar:

Posting Komentar