* Balas Dendam Trio Bomber
JAKARTA, PPOST
Penyergapan sekelompok teroris di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (9/3) menguak rencana besar dengan target pembunuhan SBY. Teroris memanfaatkan momentum kasus Century.
Penyergapan kelompok teroris oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 di Pamulang telah menewaskan tiga orang. Salah satu yang tewas dalam penyergapan tersebut adalah Yahya Ibrahim (YI) yang merupakan nama palsu dari Dulmatin, yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Densus 88.
Menurut Kepala Densus 88 Antitertor Polri Brigjen (Pol) Tito Karnavian, teroris di Pamulang masih memiliki korelasi dengan kelompok Aceh. “Teroris di Pamulang adalah otak pelaku yang mengirimkan orang-orang ke Aceh. Iya, dia biang keroknya yang kirim orang ke Aceh. Itu nama besar,” ucapnya di Jakarta, kemarin.
Sebelumnya, pekan lalu, Densus 88 juga telah menangkap 13 anggota teroris di Aceh. Penyergapan Pamulang ini memiliki keterkaitan dengan penyergapan sebelumnya di Aceh.
Terkait penggerebekan di Pamulang, Kadiv Humas Polri Irjen (Pol) Edward Aritonang mengatakan, dari penggrebekan di Jl Siliwangi tersebut pihaknya belum bisa mengidentifikasi korban. “Identifikasi awal yang belum bisa dibenarkan YI alias M,” ujarnya.
Menariknya, berbeda dengan pelaku teror sebelumnya, kelompok teroris di Pamulang yang juga menjadi korban membawa senjata revolver dengan enam peluru. Salah satunya telah dimuntahkan ke petugas.
Dalam aksi penggerebekan teroris di Pamulang, terjadi baku tembak antara kelompok teroris dengan aparat Densus 88. Petugas pun membalas. Saat penggerebekan, Densus 88 menemukan 13 peluru serta satu unit sepeda motor di tempat kedua.
Sementara pengamat intelejen Dynno Chressbon menilai kelompok Pamulang dan kelompok Aceh memiliki keterkaitan satu dengan lainnya. Kelompok ini tergabung dengan Jamaah Islamiyah (JI) yang bergabung dengan NII non teritorial.
“Kelompok ini masih terdapat keterkaitan dengan kelompok Philipina Selatan pimpinan Abu Sayyaf,” jelasnya kemarin. Target dari kelompok ini, imbuh Dynno, adalah membalas kematian Trio Bomber yang telah dieksekusi yaitu Imam Samudera, Amrozi, dan Muhklas.
Selain itu, kelompok Ring Banten memiliki target khusus yakni Presiden SBY. “Target mereka cuma satu yaitu membunuh presiden. Pertama pada 2000 membunuh Megawati, 2004 juga membunuh SBY. Saya pikir latihan ini untuk membunuh SBY,” imbuhnya.
Terkait perubahan pola serangan dari kelompok ini, Dynno menjelaskan, kelompok ini mengubah pola penyerangan dari awalnya bom menjadi alat bersenjata. Hal ini terlihat saat penggerebakan di Aceh, dan sebelumnya di Ambon dan Kalimantan Timur.
“Kalau dilihat pola latihan di Aceh menggunakan senjata serbu, tidak menggunakan bom tetapi penyerbuan pendadakan. Jadi menurut saya, target latihan di Aceh, yaitu melakukan penyergapan terhadap presiden karena pelatihan dua kali di Ambon dan di Kaltim,” tegasnya.
Meski Densus 88 berhasil melakukan penggerebekan kelompok teroris di Aceh dan Pamulang, potensi ancaman kelompok teroris masih saja terbuka. Karena, hingga saat ini target operasi pihak kepolisian masih belum tersentuh.
“Namanya Ajengan Jaja, dulu disebut Ustadz Jaja, seorang ustadz NII asal Pandeglang yang bermukim di Filipina. Dia selalu berkoordinasi dengan Umar Patek dan Zulkarnaen. Kelompok ini dibantu penuh JI Filipina dan Abu Sayyaf,” tegasnya.
Di bagian lain, Dynno juga menyebutkan operasi kelompok teroris selalu menunggangi momentum politik. Seperti saat ini momentum perseteruan DPR dengan Presiden yang dipicu dengan kasus Century. “Serangan ini untuk membunuh presiden mereka selalu menunggangi momentum politik,” ingatnya. fer/mdr
Penyergapan sekelompok teroris di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (9/3) menguak rencana besar dengan target pembunuhan SBY. Teroris memanfaatkan momentum kasus Century.
Penyergapan kelompok teroris oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 di Pamulang telah menewaskan tiga orang. Salah satu yang tewas dalam penyergapan tersebut adalah Yahya Ibrahim (YI) yang merupakan nama palsu dari Dulmatin, yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Densus 88.
Menurut Kepala Densus 88 Antitertor Polri Brigjen (Pol) Tito Karnavian, teroris di Pamulang masih memiliki korelasi dengan kelompok Aceh. “Teroris di Pamulang adalah otak pelaku yang mengirimkan orang-orang ke Aceh. Iya, dia biang keroknya yang kirim orang ke Aceh. Itu nama besar,” ucapnya di Jakarta, kemarin.
Sebelumnya, pekan lalu, Densus 88 juga telah menangkap 13 anggota teroris di Aceh. Penyergapan Pamulang ini memiliki keterkaitan dengan penyergapan sebelumnya di Aceh.
Terkait penggerebekan di Pamulang, Kadiv Humas Polri Irjen (Pol) Edward Aritonang mengatakan, dari penggrebekan di Jl Siliwangi tersebut pihaknya belum bisa mengidentifikasi korban. “Identifikasi awal yang belum bisa dibenarkan YI alias M,” ujarnya.
Menariknya, berbeda dengan pelaku teror sebelumnya, kelompok teroris di Pamulang yang juga menjadi korban membawa senjata revolver dengan enam peluru. Salah satunya telah dimuntahkan ke petugas.
Dalam aksi penggerebekan teroris di Pamulang, terjadi baku tembak antara kelompok teroris dengan aparat Densus 88. Petugas pun membalas. Saat penggerebekan, Densus 88 menemukan 13 peluru serta satu unit sepeda motor di tempat kedua.
Sementara pengamat intelejen Dynno Chressbon menilai kelompok Pamulang dan kelompok Aceh memiliki keterkaitan satu dengan lainnya. Kelompok ini tergabung dengan Jamaah Islamiyah (JI) yang bergabung dengan NII non teritorial.
“Kelompok ini masih terdapat keterkaitan dengan kelompok Philipina Selatan pimpinan Abu Sayyaf,” jelasnya kemarin. Target dari kelompok ini, imbuh Dynno, adalah membalas kematian Trio Bomber yang telah dieksekusi yaitu Imam Samudera, Amrozi, dan Muhklas.
Selain itu, kelompok Ring Banten memiliki target khusus yakni Presiden SBY. “Target mereka cuma satu yaitu membunuh presiden. Pertama pada 2000 membunuh Megawati, 2004 juga membunuh SBY. Saya pikir latihan ini untuk membunuh SBY,” imbuhnya.
Terkait perubahan pola serangan dari kelompok ini, Dynno menjelaskan, kelompok ini mengubah pola penyerangan dari awalnya bom menjadi alat bersenjata. Hal ini terlihat saat penggerebakan di Aceh, dan sebelumnya di Ambon dan Kalimantan Timur.
“Kalau dilihat pola latihan di Aceh menggunakan senjata serbu, tidak menggunakan bom tetapi penyerbuan pendadakan. Jadi menurut saya, target latihan di Aceh, yaitu melakukan penyergapan terhadap presiden karena pelatihan dua kali di Ambon dan di Kaltim,” tegasnya.
Meski Densus 88 berhasil melakukan penggerebekan kelompok teroris di Aceh dan Pamulang, potensi ancaman kelompok teroris masih saja terbuka. Karena, hingga saat ini target operasi pihak kepolisian masih belum tersentuh.
“Namanya Ajengan Jaja, dulu disebut Ustadz Jaja, seorang ustadz NII asal Pandeglang yang bermukim di Filipina. Dia selalu berkoordinasi dengan Umar Patek dan Zulkarnaen. Kelompok ini dibantu penuh JI Filipina dan Abu Sayyaf,” tegasnya.
Di bagian lain, Dynno juga menyebutkan operasi kelompok teroris selalu menunggangi momentum politik. Seperti saat ini momentum perseteruan DPR dengan Presiden yang dipicu dengan kasus Century. “Serangan ini untuk membunuh presiden mereka selalu menunggangi momentum politik,” ingatnya. fer/mdr
0 komentar:
Posting Komentar