Sabtu, 15 Mei 2010

Jalan Yos Sudarso Akan Dijadikan ‘Malioboro’

PALANGKA RAYA, PPOST
Pemerintah Kota Palangka Raya bertekat akan menjadikan kawasan Jalan Yos Sudarso menjadi kawasan wisata kuliner. Bahkan kawasan itu akan menjadi kawasan Malioboro-nya Kota Cantik.
Hal ini dikatakan Wakil Wali Kota Palangka Raya H Maryono, usai memimpin rapat pembinaan pedagang kuliner Jalan Yos Sudarso, di Aula Peteng Karuhei 2, Palangka Raya, kemarin.
“Kami sampaikan kepada pedagang bahwa Pemko akan menjadikan kawasan kuliner atau Malioboro-nya Kota Cantik, sehingga harus mencakup tiga aspek penting, yakni aspek wisata, ekonomi, aspek keamanan/ketertiban, dalam rangka menunjang program Pemko sebagai salah satu kota wisata,” ujarnya.
Menurut Maryono, pemilik warung tenda harus mampu menciptakan suasana yang enjoy, aman, tertib, indah dan nyaman, sehingga menimbulkan kesan yang baik bagi siapa saja pengunjung. “Kafe yang ada saya imbau agar menyalakan lampu sehingga tidak remang-remang. Tujuannya agar terang, nyaman dan aman, untuk menunjukkan kota ini cantik dan berpendidikan, sehingga mencegah itikat yang tidak baik,” harapnya.
Maryono berharap setiap stakeholder terkait dapat berpartisiasi untuk menjadikan kawasan tersebut sesuai dengan harapan, terutama Dinas Pariwasata, Dinas Pasar, Satpol PP, Dinas Kesehatan dan Disperindagkop. “Disperindagkop juga diminta memprogramkan serta memfasilitasi tenda yang bagus, berkualitas dan seragam, dengan desain yang harus betul-betul sesuai harapan,” ujarnya.
Sementara itu, terkait banyaknya gepeng/pengemis yang kerap berkeliaran di kawasan tersebut, Kasatpol PP Sahidun P Umar menegaskan, pihaknya dalam waktu dekat akan menegakkan Perda, dengan melakukan penertiban/pembinaan.
Demikian juga dikatakan Emi Abriyani, Kabid Pasar, Dinas Pasar dan Kebersihan. Bahwa sesuai dengan instruski Wakil Wali Kota, pihaknya juga akan kembali mendata pemilik warung tenda, khususnya bagi yang tidak aktif. Tujuannya untuk memberikan kesempatan bagi yang benar-benar ingin berjualan. “Sebenarnya mereka ada yang buka kalau melihat momen saja, misalnya awal bulan atau malam minggu saja. Ini yang menjadi kendala kami,” ujarnya.
Emi mengatakan, saat ini ada sekitar 136 buah warung tenda dan 74 sarana permainan anak dan gerobak dorong. Untuk setoran PAD dari sektor tersebut berjalan cukup lancar. Sementara perwakilan pedagang, Iksan mengharapkan, agar pihak Dinas Pasar lebih tegas kepada pemilik warung tenda lainnya yang dinilai tidak aktif berjualan dan sudah menyalahi kontrak. “Isi kontrak sudah jelas. Kalau lahan tidak digunakan selama tiga bulan, bisa diambil alih Dinas, tetapi kami lihat ketegasan itu belum ada. Ini perlu dilakukan karena masih banyak yang ingin menempati lokasi itu, dan kenyataan sekarang banyak lahan yang kembali disewakan kepada orang lain sehingga sewanya mahal. Hal ini kerap menjadi persoalan di lapangan,” tandasnya.art

0 komentar:

Posting Komentar