PALANGKA RAYA, PPOST
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Provinsi Kalimantan Tengah, Drs H Rinco Norkim, diminta mundur. Hal ini terkait dengan polemik anggaran pelaksanaan pra PON dan PON yang membelit induk organisasi olahraga tersebut.
“Hemat saya harus ada yang jadi pahlawan dalam persoalan ini. Saya setuju kalau Pak Rinco mundur saja sebagai Ketua Umum Koni Kalteng demi menyelamatkan dunia olahraga di Bumi Tambun Bungai ini,” tegas Yurikus Dimang, praktisi olahraga Kalteng, kemarin.
Yurikus yang merupakan mantan ketua kontingen Kota Palangka Raya pada pekan olahraga provinsi (Porprov) lalu menyatakan, Rinco mundur dari posisinya bukan berarti dia kalah. Justru kemundurannya adalah sikap seorang pahlawan yang rela berkorban demi menyelamatkan olahraga Kalteng.
Yurikus yakin, sepanjang Rinco duduk di kursi Ketua Umum Koni Kalteng anggaran untuk pra PON dan PON tidak akan mengucur. Sebab, nuansa politisnya sangat tinggi. Ujung-ujungnya, Kalteng tidak akan mengikuti pra PON, apalagi PON. Akibatnya target GIM 8 (Gerakan Isen Mulang 8) hanya isapan jempol belaka.
“Saya sendiri sebetulnya cukup prihatin. Kok olahraga dicampur aduk dengan persoalan politik. Nantinya siapa yang patut dipersalahkan, politisinya atau atletnya?” tukasnya.
Yurikus menjelaskan, untuk menghadapi pra PON dan PON dibutuhkan anggaran sebesar Rp13 miliar. Tapi hingga kini tak sepeser pun anggaran yang mengucur. Padahal, pra PON sudah di depan mata, yakni Maret mendatang. Seyogyanya saat ini sudah dimulai pemusatan pelatihan atau training centre (TC).
“Yang saya dengar anggaran yang ada hanya Rp750 juta. Dan anggaran itu merupakan anggaran Sekretariat Koni Kalteng, bukan dana untuk pra PON. Saya khawatir Kalteng tidak akan bisa ikut pra PON, apalagi PON, kalau tidak ada yang bersedia menjadi pahlawan atau minimal terjadi harmonisasi antara Koni dengan Pemda setempat,” ucapnya.
Di lain pihak Sekretaris Umum Pengprov PSSI Kalteng Hatir Sata Tarigan mengungkapkan, sebenarnya pihaknya mengincar posisi sebagai tuan rumah penyelenggaraan pra PON untuk mempermudah langkah lolos ke Pekan Olah Raga Nasional (PON) XVIII di Pekan Baru, Riau. Namun sayang, langkah pembinaan cabang olahraga di Bumi Tambun Bungai ini terkendala finansial. Malahan Kalteng terancam tidak bisa ikut PON.
“Persiapan dana untuk pra PON saja masih nol, sekarang sudah bulan Januari, sehingga tidak ada celah lagi untuk masuk pada pembahasan APBD maupun perubahan anggaran untuk mencari dana pembinaan olahraga bagi para atlit,” ujarnya.rho/art
0 komentar:
Posting Komentar