PALANGKA RAYA – Kemarau di beberapa wilayah di Indonesia mengalami kondisi yang cukup memprihatinkan. Namun di wilayah Kalimantan Tengah, kemarau masih terbilang masuk dalam kategori normal.
Hal ini diutarakan oleh Alfon Sepriando, Prakirawan Cuaca Wilayah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika di Palangka Raya, Selasa (28/6).
“Kemarau tahun ini di Kalteng bergerak dari Selatan ke arah Utara, daerah Murung Raya. Untuk wilayah Selatan, yaitu Palangka Raya, sudah mengalami kemarau sejak minggu ketiga Bulan Juni ini. Untuk wilayah Palangka Raya saja khususnya, terbagi dua, yaitu utara dan selatan,” jelas Alfon.
Sedangkan untuk wilayah selatan, sudah masuk kemarau sekitar seminggu ini, wilayah utara seperti Tangkiling dan seterusnya, baru akan mengalami kemarau pada awal Bulan Juli nanti.
“Untuk keadaan kemarau kita tahun ini tidak sebasah tahun 2010, tapi tidak sekering tahun 2009. Intensitas suhu untuk wilayah Kalteng pada siang hari sekarang mencapai 33 derajat, sedangkan suhu rata-rata sebenarnya 27 derajat celcius,” tambahnya.
Diingatkan bahwa terjadinya kebakaran sekarang ini kondisinya tinggi sampai dengan ekstrim yang artinya sangat berpotensi terjadinya kebakaran. Oleh karena itu, pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya.
“Taati Peraturan Gubernur mengenai pembukaan lahan secara terbatas dan terkendali. Karena Pergub tersebut dibuat untuk kebaikan kita bersama,” tambah Alfon.
Sementara itu, Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortukultura, memiliki beberapa trik untuk menghadapi kemarau panjang ini dengan tetap aman.
Menurut Pelaksana Teknis BPTPH Kalteng, Ahmad Supianor SP, musim kemarau ini memang berpengaruh besar. Biasanya kemarau terjadi dari Mei sampai Oktober, sementara di wilayah Palangka Raya waktu itu adalah saat-saatnya musim tanam. Namun hujan sekarang ini jarang sekali terjadi, sehingga tentu saja sangat berpengaruh. Apabila masyarakat menanam pada pagi hari, maka sorenya tanaman tersebut pasti mulai layu.
“Jadi kami dari pertanian sarankan untuk menanam pada sore hari sekitar pukul 15.00 – 16.00 WIB, itu kemungkinan besar baik sekali. Pada pagi hari akan ada embun yang masih ada airnya,” kata Supianor.
Menanggapi kemungkinan maraknya pembakaran hutan seiring datangnya musim tanam, Ahmad juga memberikan trik lain untuk membuka lahan pertanian dengan tanpa membakar.
“Kami dari pertanian memberi saran untuk membuka lahan dengan cara menyemprot rumput-rumput itu dengan herbisida atau racun ilalang, rumputnya akan mengering dan tidak perlu membakar lagi,” ungkap Supianor. mg11
0 komentar:
Posting Komentar