BUNTOK – Ancaman longsor melanda warga yang bermukim di tepian Sungai Barito, Kabupaten Barito Selatan. Bahkan dalam dua pekan terakhir, setidaknya telah 5 rumah warga Desa Baru Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan telah ambruk dan hancur total.
Kendati tidak sampai menimbulkan korban jiwa, namun akibat ambruknya rumah-rumah warga yang berada di wilayah RT 1 Desa Baru itu, kerugian harta benda diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
“Kalau tidak segera dilakukan upaya antisipasi, selain rumah-rumah warga lainnya, sebuah masjid tertua di desa ini juga terancam ikut ambruk,” kata Misat, salah seorang warga Desa Baru yang rumahnya ikut ambruk, di Buntok, kemarin.
Menurut Misat, kejadian tanah longsor serupa di desa itu juga pernah terjadi sekitar 5 tahun lalu yang mengakibatkan puluhan rumah milik warga ambruk dan amblas ke Sungai Barito.
Dituturkan Misat, untuk menanggulangi agar tidak terjadi musibah yang serupa, warga setempat pernah melakukan upaya untuk penyiringan pinggiran sungai dengan karung yang berisikan pasir.
“Tapi karena keterbatasan dana yang diperoleh dari hasil swadaya masyarakat, kami hanya menimbun di wilayah mesjid lama,” ujar dia.
Tiga Rumah Dibongkar
Sementara itu, karena takut rumahnya roboh akibat abrasi yang terus menggerus tepian Sungai Barito, warga RT 2 Kelurahan Rantau Kujang Kecamatan Jenamas juga terpaksa membongkar rumahnya yang berada tepi sungai.
“Para pemilik rumah yang dibongkar ini sementara mengungsi ke rumah keluarganya,” kata Agus Salim, Ketua RT 2 Keluarahan Rantau Kujang, kepada PPost di sela menyaksikan pembongkaran rumah milik keluarga Feri, Bahruni dan Muhammad, Sabtu (2/7).
Menurut Agus, pembongkaran oleh warga itu karena takut setelah melihat tanah di sekitar rumah mereka yang semakin hari semakin membesar dan sudah sering terjadi longsor kecil.
“Kami takut menempati rumah kami ini, kalau – kalau saja sewaktu-waktu roboh seperti kejadian di RT 4 beberapa waktu yang lalu,” kata Muhammad.
Menurut Muhammad, semakin cepatnya proses longsor tanah di tepian sungai itu terjadi sejak debit air Sungai Barito mulai surut dalam beberapa waktu terakhir. Longsornya tanah ini akibat gerusan gelombang air sungai yang berasal dari tongkang-tongkang angkutan batu bara yang memang setiap hari banyak melintasi di wilayah tersebut.
“Longsoran ini akibat hantaman gelombang tongkang angkutan batubara yang lewat, kalau speedboat gelombangnya tidak seberapa dan tidak sesering tongkang,” lanjut Muhammad.rif/asl
0 komentar:
Posting Komentar