Rabu, 20 Juli 2011

Masyarakat Tunggu Ketegasan Pemerintah

Antrean BBM di Puruk Cahu
PURUK CAHU – Melonjaknya harga bahan bakar minyak (BBM) khususnya jenis premium (bensin) dan minyak tanah (mitan) di Kabupaten Murung Raya (Mura) masih terjadi dan berlarut larut. Tidak heran masyarakat sudah berteriak meminta adanya upaya atau langkah konkret pemerintah yang menjadi satu satunya tempat mengadu untuk mencari jalan keluar.
Pasalnya, dampak dari tingginya harga BBM berimbas sangat luas, baik itu berdampak pada naiknya harga sembako di pedalaman, tarif transportasi yang tentu sana berakibat masyarakat semakin terjerat kebutuhan hidup yang sudah tidak terjangkau lagi khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah.
Ironisnya, sudah lama lonjakan harga bensin ini terjadi, Pemerintah terkesan mandul dan tidak tegas, buktinya harga bensin di tingkat eceran saat ini masih meroket, antara Rp. 10 ribu perliter. Harga mitan juga tidak kalah mahalnya, antara Rp11 ribu hingga Rp12 ribu perliternya.
Tidak hanya itu, aktifitas pelansir juga semakin tidak tekendali, akibatnya masyarakat yang memang benar-benar membutuhkan bensin untuk bahan bakar tidak untuk dijual kembali tidak kebagian tempat antrian.
Meski Pemerintah Kabupaten Murung Raya (Mura) telah berupaya menekan kenaikan harga dengan menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) dengan ancaman akan menindak tegas bagi para pengecer yang melanggar. Namun tampaknya HET tersebut diduga sampai saat ini tidak diindahkan oleh para pengecer.
Diketahui saat itu bahwa HET untuk BBM jenis bensin ditetapkan sebesar Rp6000 per liter sama dengan HET BBM jenis solar, dan juga untuk Minyak Tanah HET ditetapkan Rp5000 per liter.
Keluhan terhadap kondisi tersebut pun datang bertubi-tubi, tidak jarang ada masyarakat yang ingin berbicara di media untuk menyampaikan keluhan dengan harapan agar bisa didengar dan ditindak lanjuti.
Bambang, warga Puruk Cahu contohnya. Dirinya sangat berharap pemerintah melalui Dinas Pertambangan dan Energi serius mengantisipasi meroketnya harga BBM saat ini.
Karena dia menilai BBM saat ini sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat yang sangat penting bagi aktifitas di tengah masyarakat, harga BBM tinggi otomatis berdampak secara global ke harga-harga kebutuhan lainnya.
Oleh sebab itu dirinya berharap agar Pemerintah bisa mendengar dan menindaklanjuti keluhannya tersebut, karena akan sangat percuma pemerintah menggalakan berbagai program dalam rangka kesejahteraan masyarakat apabila ekonomi masyarakat semakin terhimpit, jauh dari apa yang dikatakan sejahtera.
“Apabila harga BBM terus tinggi bahkan semakin mahal, berimbas pada harga kebutuhan di pedalaman, tentu biaya hidup semakin tinggi, sedangkan pendapatan semakin berkurang. Masyarakat tidak akan mencapai kesejahteraan, malah akan semakin miskin dan terpuruk,” kata Bambang, kepada PPost di Puruk Cahu, kemarin (19/7).
Bambang dan juga masyarakat lainnya juga berharap adanya ketegasan pemerintah dalam menertibkan HET dan menertibkan para pelansir yang sudah sangat meresahkan.
“Jangan setengah-setengah dalam bertindak, karena hanya akan ditertawakan masyarakat,” tukasnya.mg20

0 komentar:

Posting Komentar