PALANGKA RAYA, PPOST
Sekitar 100 orang lebih mahasiswa dan dosen yang tergabung dalam Civitas Akademik Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Tampung Penyang (STAH-TP), sekitar pukul 07.00 WIB melakukan unjukrasa di depan kampusnya, di Jl G Obos 10 Palangka Raya, Selasa (16/2).
Para pendemo yang juga melakukan aksi penghalangan jalan masuk kampus dengan kayu balok serta ranting pohon ini, tentu membuat mahasiswa lainnya yang hendak mengikuti perkuliahan terganggu. Bahkan keadaan tersebut sempat mendapat perhatian pihak Kepolisian yang melakukan pengamanan dan bernegosiasi agar jalan dibuka. Kontan saja, aksi tersebut membuat perkuliahan semakin tertunda bahkan pelajaran kuliah umum yang diasuh oleh seorang Profesor pengajar dari Jakarta, terpaksa ditunda.
Sebenarnya, tidak banyak tuntutan pendemo. Mereka hanya menginginkan Ketua Defenitif alias Ketua STAHN yang sah segera dilantik, bukan Pengganti Ssementara (PGS). Mereka menganggap kampus ini terkatung-katung selama delapan bulan terakhir karena tidak ada ketua, sehingga untuk keperluan ijazah, KKN, KKL terhambat dan terganggu.
”Kami hanya ingin percepatan pengukuhan atau mendefinitifkan Ketua STAHN. Awalnya ada seorang ketua yang sah, namun mengundurkan diri, sehingga ada yang mengganti, namun hanya sementara. Nah masalah ini kami tekankan karena dalam kepengurusan dan kegiatan, kami terkatung-katung dan terhambat,” ucap Stevenson, salah satu korlap Unjukrasa.
Pengunjukrasa juga kesal dengan pihak Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) yang menjanjikan akan menetapkan ketua dalam akhir Desember tahun 2009 lalu, namun setelah Januari 2010 tidak kunjung ada. Bahkan berjanji sampai Februari 2010, namun kembali hanya sekedar omong kosong.
”Kami tidak perduli siapa yang memimpin kampus atau menjadi ketua, namun secepatnya ditunjuk dari Kementerian Agama. Kalau ini tidak terwujud, kami akan melakukan kembali aksi yang lebih banyak lagi,” tegas Steven, bersama teman-temannya.
Sementara itu, PGS Ketua, Drs Midae MM, yang menyambut pendemo mengatakan, dirinya juga siap diganti, hanya saja menunggu keputusan dari pihak Dirjen, karena itu wewenang meraka. PGS juga berhak melakukan penunjukkan kewenangan karena sudah ada SK-nya.
Awalnya perbincangan antara pihak pendemo dan PGS Ketua berjalan baik, namun saat perwakilan pendemo mulai menaikkan tensi bicara, Sang Ketua juga terpancing, sehingga sempat terjadilah perang mulut dan bersitegang.
Akhirnya, Ketua meminta untuk membuka jalan yang ditutup dengan kayu tersebut, karena ada perkuliahan umum.
”Saya minta gerbang dibuka untuk perkuliahan, karena banyak juga mahasiswanya yang hendak mengikuti kuliah umum,” tegas Midae.
Selama 30 menit berlalu tidak ada kejelasan, hingga pihak kepolisian langsung melakukan negosiasi dan melakukan perbincangan.
”Jalan ini untuk kepentingan umum. Jadi kami minta untuk dibuka,” tegas Kasat Samapta Polres Palangka Raya, AKP Aris Syukur.
Setelah itu, barulah mahasiswa dengan menggunakan parang melakukan penebasan halangan kayu. Kemudian, dengan dikawal aparat Kepolisian sekitar 20 orang, mahasiwa dan dosen bisa memasuki kampus. why
Sekitar 100 orang lebih mahasiswa dan dosen yang tergabung dalam Civitas Akademik Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Tampung Penyang (STAH-TP), sekitar pukul 07.00 WIB melakukan unjukrasa di depan kampusnya, di Jl G Obos 10 Palangka Raya, Selasa (16/2).
Para pendemo yang juga melakukan aksi penghalangan jalan masuk kampus dengan kayu balok serta ranting pohon ini, tentu membuat mahasiswa lainnya yang hendak mengikuti perkuliahan terganggu. Bahkan keadaan tersebut sempat mendapat perhatian pihak Kepolisian yang melakukan pengamanan dan bernegosiasi agar jalan dibuka. Kontan saja, aksi tersebut membuat perkuliahan semakin tertunda bahkan pelajaran kuliah umum yang diasuh oleh seorang Profesor pengajar dari Jakarta, terpaksa ditunda.
Sebenarnya, tidak banyak tuntutan pendemo. Mereka hanya menginginkan Ketua Defenitif alias Ketua STAHN yang sah segera dilantik, bukan Pengganti Ssementara (PGS). Mereka menganggap kampus ini terkatung-katung selama delapan bulan terakhir karena tidak ada ketua, sehingga untuk keperluan ijazah, KKN, KKL terhambat dan terganggu.
”Kami hanya ingin percepatan pengukuhan atau mendefinitifkan Ketua STAHN. Awalnya ada seorang ketua yang sah, namun mengundurkan diri, sehingga ada yang mengganti, namun hanya sementara. Nah masalah ini kami tekankan karena dalam kepengurusan dan kegiatan, kami terkatung-katung dan terhambat,” ucap Stevenson, salah satu korlap Unjukrasa.
Pengunjukrasa juga kesal dengan pihak Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) yang menjanjikan akan menetapkan ketua dalam akhir Desember tahun 2009 lalu, namun setelah Januari 2010 tidak kunjung ada. Bahkan berjanji sampai Februari 2010, namun kembali hanya sekedar omong kosong.
”Kami tidak perduli siapa yang memimpin kampus atau menjadi ketua, namun secepatnya ditunjuk dari Kementerian Agama. Kalau ini tidak terwujud, kami akan melakukan kembali aksi yang lebih banyak lagi,” tegas Steven, bersama teman-temannya.
Sementara itu, PGS Ketua, Drs Midae MM, yang menyambut pendemo mengatakan, dirinya juga siap diganti, hanya saja menunggu keputusan dari pihak Dirjen, karena itu wewenang meraka. PGS juga berhak melakukan penunjukkan kewenangan karena sudah ada SK-nya.
Awalnya perbincangan antara pihak pendemo dan PGS Ketua berjalan baik, namun saat perwakilan pendemo mulai menaikkan tensi bicara, Sang Ketua juga terpancing, sehingga sempat terjadilah perang mulut dan bersitegang.
Akhirnya, Ketua meminta untuk membuka jalan yang ditutup dengan kayu tersebut, karena ada perkuliahan umum.
”Saya minta gerbang dibuka untuk perkuliahan, karena banyak juga mahasiswanya yang hendak mengikuti kuliah umum,” tegas Midae.
Selama 30 menit berlalu tidak ada kejelasan, hingga pihak kepolisian langsung melakukan negosiasi dan melakukan perbincangan.
”Jalan ini untuk kepentingan umum. Jadi kami minta untuk dibuka,” tegas Kasat Samapta Polres Palangka Raya, AKP Aris Syukur.
Setelah itu, barulah mahasiswa dengan menggunakan parang melakukan penebasan halangan kayu. Kemudian, dengan dikawal aparat Kepolisian sekitar 20 orang, mahasiwa dan dosen bisa memasuki kampus. why
0 komentar:
Posting Komentar