Wawancara: HABIB RIZIQ SHIHAB
TIGA hari lamanya Habib Riziq Shihab, Ketua Front Pembela Islam (FPI) melakukan dakwah di Kotawaringin Timur. Riziq termasuklah pendakwah yang namanya sering beredar di ranah publik karena FPI termasuk salah satu organisasi massa yang cukup vokal dan bahkan terkadang frontal.
Riziq tak hanya ulama, tapi sering pula bersentuhan dengan dunia politik. Tidaklah mengherankan, dia juga punya pandangannya sendiri terhadap memanasnya suhu politik di Kalteng.
Bagaimana pandangannya tentang proses demokrasi yang bakal berlangsung di Bumi Tambun Bungai? Kepada Arga Asmaradhana dari Palangka Post, sebelum bertolak meninggalkan bandara H Asan, Sampit, Habib memberikan pendapatnya seperti petikan wawancara berikut ini.
Ada sejumlah pihak yang menyebutkan ada calon gubernur menggunakan sentimen agama. Anda punya tanggapan?
Itu pandangan yang keliru. Keinginan umat muslim untuk dipimpin oleh pemimpin dari kalangannya bukan persoalan sentimen agama, tapi pengamalan dari ajaran agamanya. Dalam Islam, ajaran-ajaran yang menyangkut soal kepemimpinan ini, ada di dalamnya. Kalau sentimen itu kan konotasinya negatif. Tapi kalau pengamalan agama dijamin pasal 29 ayat 2 UUD 1945. Keyakinan umat Islam adalah dipimpin dari kalangannya.
Apakah keinginan seperti itu tak bertentangan dengan demokrasi?
Justru, hal semacam itu sudah sejalan dengan alam demokrasi. Demokrasi haruslah berasaskan proporsional. Jumlah penduduk Kalteng sebanyak 72 persen adalah pemeluk agama Islam.
Jadi, ini bukan soal diskriminasi?
Sepatutnya, siapa yang menjadi mayoritas di wilayah tertentu, pemimpinnya harus berasal dari kalangan mayoritas itu. Ini bukan diskriminasi. Pemimpin Islam harus melindungi umat lain yang ada dalam wilayah yang dipimpinnya tanpa memandang etnis, agama, dan perbedaan lainnya.
Oh ya, tiga hari di Kotim, kesan apa yang Anda dapat?
Di tengah situasi dan suhu politik yang memanas, saya mengaku cukup bahagia. Animo masyarakat Kotim mendatangi kegiatan dakwah cukup besar.
Ada niat membentuk FPI di sini karena Anda identik dengan organisasi itu?
Oh iya. Dalam waktu dekat kita akan segera merealisasikan pembentukan FPI di Kalteng. Permintaan sudah banyak yang masuk agar Kalteng dibentuk FPI. Ini tak lama lagi akan dibentuk. Di Kalimantan, hanya Kalteng yang belum ada. Kalau di Kaltim bahkan sudah ada sejak 10 tahun yang lalu. arg/ari
TIGA hari lamanya Habib Riziq Shihab, Ketua Front Pembela Islam (FPI) melakukan dakwah di Kotawaringin Timur. Riziq termasuklah pendakwah yang namanya sering beredar di ranah publik karena FPI termasuk salah satu organisasi massa yang cukup vokal dan bahkan terkadang frontal.
Riziq tak hanya ulama, tapi sering pula bersentuhan dengan dunia politik. Tidaklah mengherankan, dia juga punya pandangannya sendiri terhadap memanasnya suhu politik di Kalteng.
Bagaimana pandangannya tentang proses demokrasi yang bakal berlangsung di Bumi Tambun Bungai? Kepada Arga Asmaradhana dari Palangka Post, sebelum bertolak meninggalkan bandara H Asan, Sampit, Habib memberikan pendapatnya seperti petikan wawancara berikut ini.
Ada sejumlah pihak yang menyebutkan ada calon gubernur menggunakan sentimen agama. Anda punya tanggapan?
Itu pandangan yang keliru. Keinginan umat muslim untuk dipimpin oleh pemimpin dari kalangannya bukan persoalan sentimen agama, tapi pengamalan dari ajaran agamanya. Dalam Islam, ajaran-ajaran yang menyangkut soal kepemimpinan ini, ada di dalamnya. Kalau sentimen itu kan konotasinya negatif. Tapi kalau pengamalan agama dijamin pasal 29 ayat 2 UUD 1945. Keyakinan umat Islam adalah dipimpin dari kalangannya.
Apakah keinginan seperti itu tak bertentangan dengan demokrasi?
Justru, hal semacam itu sudah sejalan dengan alam demokrasi. Demokrasi haruslah berasaskan proporsional. Jumlah penduduk Kalteng sebanyak 72 persen adalah pemeluk agama Islam.
Jadi, ini bukan soal diskriminasi?
Sepatutnya, siapa yang menjadi mayoritas di wilayah tertentu, pemimpinnya harus berasal dari kalangan mayoritas itu. Ini bukan diskriminasi. Pemimpin Islam harus melindungi umat lain yang ada dalam wilayah yang dipimpinnya tanpa memandang etnis, agama, dan perbedaan lainnya.
Oh ya, tiga hari di Kotim, kesan apa yang Anda dapat?
Di tengah situasi dan suhu politik yang memanas, saya mengaku cukup bahagia. Animo masyarakat Kotim mendatangi kegiatan dakwah cukup besar.
Ada niat membentuk FPI di sini karena Anda identik dengan organisasi itu?
Oh iya. Dalam waktu dekat kita akan segera merealisasikan pembentukan FPI di Kalteng. Permintaan sudah banyak yang masuk agar Kalteng dibentuk FPI. Ini tak lama lagi akan dibentuk. Di Kalimantan, hanya Kalteng yang belum ada. Kalau di Kaltim bahkan sudah ada sejak 10 tahun yang lalu. arg/ari
0 komentar:
Posting Komentar