Senin, 22 Februari 2010

Puluhan Jembatan Ambruk


Diterjang Arus Air Kanal Eks PLG
PULANG PISAU, PPOST
Puluhan jembatan berkonstruksi kayu ulin di bebarapa desa di Kecamatan Kahayan Kuala, Pulang Pisau, rubuh dan putus. Derasnya air yang meluap dari kanal eks PLG di jalur Palangka Raya-Teluk Sangiang, mengantam jembatan itu.
Arus air yang deras bercampur tumbuhan gulma yang mengapung di sungai disertai gumpalan tanah yang tergerus akibat luapan air dan tingginya curah hujan itu menumpuk di lorong sejumlah jembatan yang akhirnya menghambat arus air yang semakin deras. Begitu kuatnya hantaman arus air membuat konstruksi tiang sejumlah jembatan ambrol, rubuh dan putus.
Dari puluhan jembatan yang rusak ini terdapat empat jembatan ulin yang mengalami kerusakan terparah, antara lain tiga jembatan di ruas jalan desa Sei Barunai dan satu jembatan di ruas jalan kabupaten dari Bahaur menuju desa Cemantan sepanjang 65 meter.
Sementara sejumlah jembatan lainnya juga mengalami kerusakan serupa, namun konstruksinya hanya dibuat dari kayu galam hasil swadaya masyarakat setempat.
Kejadian ini berlangsung dua malam berturut-turut dengan waktu yang hampir bersamaan, yakni sekitar pukul 24.00 WIB. Pertama terjadi pada Jumat malam dan kemudian Sabtu malam.
Di antara empat jembatan kayu ulin yang rusak tersebut terdapat salah satunya jembatan yang dibangun PNPM tahun 2007 dengan taksiran anggaran biaya pembangunan mencapai Rp 200 juta lebih. Sedangkan jembatan yang berada di ruas kabupaten Bahaur-Cemantan ditaksir bernilai Rp 400 juta lebih. Ditambah lagi dua jembatan lain yang masing-masing terbuat dari kayu ulin, sehingga total kerugian yang dialami mencapai Rp 1 miliar lebih.
Akibat kerusakan puluhan jembatan di sejumlah desa di Kahayan Kuala tersebut otomatis melumpuhkan jalur transportasi warga yang menggunakan sarana jembatan sebagai penguhubung untuk melintasi sungai-sungai di desa-desa itu dan menjadikan sebagai satu-satunya jalur lalu lintas penunjang beragam aktivitas warga setiap harinya.
Wakil Ketua DPRD Pulang Pisau, H Idham yang langsung turun meninjau ke lokasi didampingi sejumlah anggota Komisi III DPRD dan sejumlah tenaga teknis Dinas PU kabupaten setempat, kepada PPost, kemarin mengatakan pihaknya sangat prihatin atas kejadian yang disebabkan faktor alam tersebut. Program pembangunan PLG beberapa tahun lalu ternyata tak hanya berdampak terdegradasinya hutan tegakan tinggi, namun juga berakibat rusaknya sarana transportasi jembatan di kawasan Kahayan Kuala, Pulang Pisau.
“Kondisi ini dapat dikategorikan darurat bencana alam. Kami akan membahas peristiwa ini di dewan dengan memanggil sejumlah instansi terkait seperti Dinas PU dan dinas berkompeten lainnya untuk sesegera mungkin mengambil langkah cepat untuk menanggulanginya. Jika tidak, aktivitas warga setempat akan mati,” tegas Idham didampingi ketua Komisi III Diharyo, Sekretaris Tandean IB, anggota Agus Peternadi dan sejumlah anggota DPRD Pulpis lainnya serta beberapa personil tenaga teknis dinas PU. nor

0 komentar:

Posting Komentar