PALANGKA RAYA, PPOST
Empat pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah, kemarin menjalani tes kejiwaan. Tes tersebut sekaligus melengkapi pemeriksaan kesehatan sebagai syarat untuk maju dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilu Kada) Kalteng yang akan dilangsungkan Juni mendatang.
Tes kejiawaan tersebut dilaksanakan di RSUD Doris Sylvanus, Palangka Raya dan langsung ditangani oleh dua orang dokter spesialis yang didatangkan dari RSUD dr Sutomo Surabaya. Kedua dokter tersebut merupakan dokter pisikiater dan psikolog.
Menurut Suyanto selaku ketua tim penilai medis mengungkapkan, pemeriksaan pisikiater yang dimaksud adalah untuk memeriksa aspek kejiwaan, aspek dalam mengambil keputusan, konsistensi sikap. “Semua nantinya akan ditentukan oleh pisikiater dan pisikolog yang kita datangkan dari Surabaya, karena sampai saat ini Kalteng masih belum mempunya dr pisikiater dan psikolog,” katanya.
Selain melakukan tes psikologi, lanjutnya lagi, juga dilakukan pemeriksaan treadmil karena saat kemarin ada dua pasang calon gubenur dan wakil gubernur belum melakukan pemeriksaan treadmil. “Hal tersebut dilakukan untuk melengkapi hasil pemeriksaan tim dokter untuk direkomendasikan kepada KPUD selaku penyelenggara Pemilu Kada,” tuturnya.
Treadmil sendiri, lanjutnya lagi, adalah pemeriksaan terhadap kesehatan jantung, sementara dua kandidat calon gubernur dan wakil gubernur yang belum melakukan treadmil adalah pasangan Ayudik dan Ach-Bar.
“Untuk tes pisikologi sendiri, pertanyaan yang diajukan sekitar 300 soal yang harus dijawab semua. Hal tersebut meliputi tes intelejensia, kepribadian, serta psikotes seperti konstruksi gambar-gambar,” ungkapnya.
Tes tersebut dimaksudkan untuk melihat konsistensi para calon gubernur dan wakil gubernur dalam mengambil sebuah keputusan agar setelah menjadi gubernur tidak mengambil keputusan yang bertolak belakang atau tidak konsisten terhadap kebijakan awal.
“Semua soal yang diajukan kepada calon gubernur dan wakil gubernur memiliki saling keterkaitan sehingga membutuhkan sebuah ketelitian untuk menjawab soal tersebut,” ungkapnya.
“Dalam tes psikologi inilah, konsistensi, kebijakan, serta ketelitian calon gubernur dan wakil gubernur diuji untuk melihan ambivalensi serta kepribadian dari calon tersebut,” pungkasnya. mhs
Empat pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah, kemarin menjalani tes kejiwaan. Tes tersebut sekaligus melengkapi pemeriksaan kesehatan sebagai syarat untuk maju dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilu Kada) Kalteng yang akan dilangsungkan Juni mendatang.
Tes kejiawaan tersebut dilaksanakan di RSUD Doris Sylvanus, Palangka Raya dan langsung ditangani oleh dua orang dokter spesialis yang didatangkan dari RSUD dr Sutomo Surabaya. Kedua dokter tersebut merupakan dokter pisikiater dan psikolog.
Menurut Suyanto selaku ketua tim penilai medis mengungkapkan, pemeriksaan pisikiater yang dimaksud adalah untuk memeriksa aspek kejiwaan, aspek dalam mengambil keputusan, konsistensi sikap. “Semua nantinya akan ditentukan oleh pisikiater dan pisikolog yang kita datangkan dari Surabaya, karena sampai saat ini Kalteng masih belum mempunya dr pisikiater dan psikolog,” katanya.
Selain melakukan tes psikologi, lanjutnya lagi, juga dilakukan pemeriksaan treadmil karena saat kemarin ada dua pasang calon gubenur dan wakil gubernur belum melakukan pemeriksaan treadmil. “Hal tersebut dilakukan untuk melengkapi hasil pemeriksaan tim dokter untuk direkomendasikan kepada KPUD selaku penyelenggara Pemilu Kada,” tuturnya.
Treadmil sendiri, lanjutnya lagi, adalah pemeriksaan terhadap kesehatan jantung, sementara dua kandidat calon gubernur dan wakil gubernur yang belum melakukan treadmil adalah pasangan Ayudik dan Ach-Bar.
“Untuk tes pisikologi sendiri, pertanyaan yang diajukan sekitar 300 soal yang harus dijawab semua. Hal tersebut meliputi tes intelejensia, kepribadian, serta psikotes seperti konstruksi gambar-gambar,” ungkapnya.
Tes tersebut dimaksudkan untuk melihat konsistensi para calon gubernur dan wakil gubernur dalam mengambil sebuah keputusan agar setelah menjadi gubernur tidak mengambil keputusan yang bertolak belakang atau tidak konsisten terhadap kebijakan awal.
“Semua soal yang diajukan kepada calon gubernur dan wakil gubernur memiliki saling keterkaitan sehingga membutuhkan sebuah ketelitian untuk menjawab soal tersebut,” ungkapnya.
“Dalam tes psikologi inilah, konsistensi, kebijakan, serta ketelitian calon gubernur dan wakil gubernur diuji untuk melihan ambivalensi serta kepribadian dari calon tersebut,” pungkasnya. mhs
0 komentar:
Posting Komentar