PALANGKA RAYA, PPOST
Apalah artinya uang Rp 3 ribu? Tapi, karena uang segitulah Supian (26) meregang nyawa. Warga Jalan Sisingamangaraja itu tewas seketika dengan tiga luka tusukan pada dada kiri, kanan, serta belakangnya di Jalan Halmahera, Pasar Besar, Palangka Raya, kemarin siang.
Pembunuhan di siang bolong itu, kontan, menggegerkan warga. Apalagi, perkelahian berdarah itu terjadi di lokasi yang ramai pengunjung, di depan Hotel Payang. Amat alias Amat Lesong (18), warga Kompleks Puntun, menjadi aktor terbunuhnya Supian. Amat sendiri, selang 30 menit setelah peristiwa, langsung diamankan pihak Polsek Pahandut. Ikut pula diamankan kawan-kawan Amat, yakni Hendra (16) dan Yadi (15), keduanya warga Puntun, dan Budi, warga Pasar Besar. Polisi juga menyita barang bukti berupa belati kecil milit Amat di Jalan Adonis Samad.
Informasi yang berhasil dihimpun PPost menyebutkan, kejadian bermula saat keempat sabahat ini sedang pesta miras di warung belakang Puskesmas Pahandut, Jalan Darmusugondo dari pagi hingga siang. Ketika asik minum, tiba tiba datang orang yang tidak dikenal alias korban. Kepada Hendra, korban langsung meminta uang Rp 3 ribu tanpa alasan yang.
Karena sedang mabuk, Hendra menyahut tidak ada uang. Perang mulut tidak terhindarkan. Ketika korban hendak melepaskan pukulan, Hendra justru lebih dulu menghajarnya.
Melihat hal tersebut, Amat Lesong tersinggung. Dia langsung mengambil belati dan mengejar korban untuk membuat perhitungan.Adegan kejar-kejaran pun terlihat di jalan raya yang memasuki Pasar Besar.
Sampai di depan Hotel Payang, pelaku meraih tubuh korban dan dua kali berhasil menusuknya hingga korban terjatuh. Usai itu, korban kembali ditusuk di belakangnya. Setelah itu, pelaku langsung melarikan diri.
“Kami minum-minum berempat dengan Amat Lesong, Budi dan Yadi. Tapi datang korban meminta uang ke saya. Saya bilang tidak punya, korban marah dan hendak memukul saya. Kami tidak kenal dengan korban. Daripada saya dipukul, saya langsung memukul korban. Melihat itu, Amat Lesong langsung menusuk korban,” ucap Hendra di Mapolsek.
Warga sekitar pasar geger karena kejadian itu seperti dalam adegan film saja. Setelah geger, aparat kepolisian mendatangi TKP dan mendapatkan ciri-ciri pelaku kemudian melakukan pencarian hingga berhasil mendapatkan satu-persatu pelaku di tempat tongkronganya masing masing. Sementara pelaku utama Amat Lesong ditangkap di persembunyianya di rumah warga Jl. Adonis Samat, 45 menit selang kejadian terjadi.
Sementara menurut Yadi, dirinya hanya ikut-ikutan memukul saja, namun tidak melakukan penusukan terhadap korban. Pasalnya, dirinya juga sudah mabuk berat karena pesta miras sejak pagi hingga siang hari.
“Aku ikut mukul saja. Kalau menusuk, saya tidak tahu,” ujarnya sebelum dibawa tim buru sergap untuk melacak tempat tinggal Amat Lesong di Puntun.
Awalnya, warga Pasar Besar, para preman hingga penjaga pasar tidak mengetahui siapa korban penusukan tersebut. Pasalnya korban tidak pernah terlihat di pasar atau di lingkungan pasar. Saat dibawa ke UGD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya oleh aparat kepolisian juga belum diketahui. Namun saat itu kemudian ada teman korban yang datang mengemukakan bahwa korban adalah temanya yang tinggal di Jl. Sisingamangaraja. why
Apalah artinya uang Rp 3 ribu? Tapi, karena uang segitulah Supian (26) meregang nyawa. Warga Jalan Sisingamangaraja itu tewas seketika dengan tiga luka tusukan pada dada kiri, kanan, serta belakangnya di Jalan Halmahera, Pasar Besar, Palangka Raya, kemarin siang.
Pembunuhan di siang bolong itu, kontan, menggegerkan warga. Apalagi, perkelahian berdarah itu terjadi di lokasi yang ramai pengunjung, di depan Hotel Payang. Amat alias Amat Lesong (18), warga Kompleks Puntun, menjadi aktor terbunuhnya Supian. Amat sendiri, selang 30 menit setelah peristiwa, langsung diamankan pihak Polsek Pahandut. Ikut pula diamankan kawan-kawan Amat, yakni Hendra (16) dan Yadi (15), keduanya warga Puntun, dan Budi, warga Pasar Besar. Polisi juga menyita barang bukti berupa belati kecil milit Amat di Jalan Adonis Samad.
Informasi yang berhasil dihimpun PPost menyebutkan, kejadian bermula saat keempat sabahat ini sedang pesta miras di warung belakang Puskesmas Pahandut, Jalan Darmusugondo dari pagi hingga siang. Ketika asik minum, tiba tiba datang orang yang tidak dikenal alias korban. Kepada Hendra, korban langsung meminta uang Rp 3 ribu tanpa alasan yang.
Karena sedang mabuk, Hendra menyahut tidak ada uang. Perang mulut tidak terhindarkan. Ketika korban hendak melepaskan pukulan, Hendra justru lebih dulu menghajarnya.
Melihat hal tersebut, Amat Lesong tersinggung. Dia langsung mengambil belati dan mengejar korban untuk membuat perhitungan.Adegan kejar-kejaran pun terlihat di jalan raya yang memasuki Pasar Besar.
Sampai di depan Hotel Payang, pelaku meraih tubuh korban dan dua kali berhasil menusuknya hingga korban terjatuh. Usai itu, korban kembali ditusuk di belakangnya. Setelah itu, pelaku langsung melarikan diri.
“Kami minum-minum berempat dengan Amat Lesong, Budi dan Yadi. Tapi datang korban meminta uang ke saya. Saya bilang tidak punya, korban marah dan hendak memukul saya. Kami tidak kenal dengan korban. Daripada saya dipukul, saya langsung memukul korban. Melihat itu, Amat Lesong langsung menusuk korban,” ucap Hendra di Mapolsek.
Warga sekitar pasar geger karena kejadian itu seperti dalam adegan film saja. Setelah geger, aparat kepolisian mendatangi TKP dan mendapatkan ciri-ciri pelaku kemudian melakukan pencarian hingga berhasil mendapatkan satu-persatu pelaku di tempat tongkronganya masing masing. Sementara pelaku utama Amat Lesong ditangkap di persembunyianya di rumah warga Jl. Adonis Samat, 45 menit selang kejadian terjadi.
Sementara menurut Yadi, dirinya hanya ikut-ikutan memukul saja, namun tidak melakukan penusukan terhadap korban. Pasalnya, dirinya juga sudah mabuk berat karena pesta miras sejak pagi hingga siang hari.
“Aku ikut mukul saja. Kalau menusuk, saya tidak tahu,” ujarnya sebelum dibawa tim buru sergap untuk melacak tempat tinggal Amat Lesong di Puntun.
Awalnya, warga Pasar Besar, para preman hingga penjaga pasar tidak mengetahui siapa korban penusukan tersebut. Pasalnya korban tidak pernah terlihat di pasar atau di lingkungan pasar. Saat dibawa ke UGD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya oleh aparat kepolisian juga belum diketahui. Namun saat itu kemudian ada teman korban yang datang mengemukakan bahwa korban adalah temanya yang tinggal di Jl. Sisingamangaraja. why
0 komentar:
Posting Komentar