SAMPIT, PPOST
Menyusul masih tingginya intensitas curah hujan yang melanda Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, sejumlah rumah warga di Jalan Arjuno, mulai kebanjiran. Padahal, sebelumnya kawasan itu termasuk daerah yang aman meski diguyur hujan lebat. pada saat musim penghujan. Hal yang sama juga menimpa rumah warga yang berada di tepian Sungai Mentaya.
Andre, salah seorang warga komplek perumahan Jalan Arjuno mengeluhkan kondisi tersebut. Sebab, banjir sudah menggenangi lantai rumahnya. “Kami terpaksa berusaha menghalau datangnya air yang mulai memasuki sebagian teras dapur, kebetulan di daerah situ memang ada kawasan genangan air dan sekarang cenderung meninggi,” katanya, Jumat (12/3).
Menurutnya tidak hanya banjir membuatnya dirinya pusing, tapi juga munculnya binatang melata yang kerap “bertamu” pada saat musim penghujan dan banjir. Kehadiran binatang seperti pacet, kelabang, kaki seribu dan binatang menggelikan lainnya, membuat dirinya merasa resah, kendati selama ini belum ada yang menjadi korbannya. “Bahkan tetangga kami justru ada yang sudah kedatangan ular ke dalam rumahnya. Untung saja bukan jenis ular berbisa,” ujar Andre.
Di kawasan lain, perumahan di tepi sungai daerah Belanti juga mulai terlanda banjir akibat naiknya air sungai pada saat-saat tertentu. Jika air sedang pasang menyebabkan lantai rumah terendam dan pasang besar itu memang menjadi langganan jika musim penghujan seperti sekarang.
Forkaster Stasiun Meteorologi Bandara H Asan Sampit, Danu Triatmoko beberapa waktu lalu mengatakan, memasuki bulan Maret ini sebenarnya ada kecenderungan menurunnya curah hujan, seperti dalam kurun 11 tahun terakhir. “Sejak bulan Februari sebenarnya memasuki fase perubahan iklim, sehingga sekarang ada kecenderungan intensitas curah hujan menurun,” katanya.naf
Menyusul masih tingginya intensitas curah hujan yang melanda Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, sejumlah rumah warga di Jalan Arjuno, mulai kebanjiran. Padahal, sebelumnya kawasan itu termasuk daerah yang aman meski diguyur hujan lebat. pada saat musim penghujan. Hal yang sama juga menimpa rumah warga yang berada di tepian Sungai Mentaya.
Andre, salah seorang warga komplek perumahan Jalan Arjuno mengeluhkan kondisi tersebut. Sebab, banjir sudah menggenangi lantai rumahnya. “Kami terpaksa berusaha menghalau datangnya air yang mulai memasuki sebagian teras dapur, kebetulan di daerah situ memang ada kawasan genangan air dan sekarang cenderung meninggi,” katanya, Jumat (12/3).
Menurutnya tidak hanya banjir membuatnya dirinya pusing, tapi juga munculnya binatang melata yang kerap “bertamu” pada saat musim penghujan dan banjir. Kehadiran binatang seperti pacet, kelabang, kaki seribu dan binatang menggelikan lainnya, membuat dirinya merasa resah, kendati selama ini belum ada yang menjadi korbannya. “Bahkan tetangga kami justru ada yang sudah kedatangan ular ke dalam rumahnya. Untung saja bukan jenis ular berbisa,” ujar Andre.
Di kawasan lain, perumahan di tepi sungai daerah Belanti juga mulai terlanda banjir akibat naiknya air sungai pada saat-saat tertentu. Jika air sedang pasang menyebabkan lantai rumah terendam dan pasang besar itu memang menjadi langganan jika musim penghujan seperti sekarang.
Forkaster Stasiun Meteorologi Bandara H Asan Sampit, Danu Triatmoko beberapa waktu lalu mengatakan, memasuki bulan Maret ini sebenarnya ada kecenderungan menurunnya curah hujan, seperti dalam kurun 11 tahun terakhir. “Sejak bulan Februari sebenarnya memasuki fase perubahan iklim, sehingga sekarang ada kecenderungan intensitas curah hujan menurun,” katanya.naf
0 komentar:
Posting Komentar