* Buntut Jebloknya Hasil UN
PALANGKA RAYA, PPOST
Tersengat dengan anjloknya tingkat kelulusan siswa SMTA yang mengikuti Ujian Nasional (UN), kalangan anggota DPRD Palangka Raya berencana memanggil Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat.
Anggota Komisi III, Junaidi menegaskan, pihaknya telah menjadwalkan pertemuan dengan Disdikpora, termasuk para kepala sekolah, pada 30 April nanti. Dalam rapat dimaksud, pihaknya akan meminta pertanggungjawaban dari Disdikpora atas kehancuran hasil UN tahun ini.
“Sebab, kami sudah jauh-jauh hari sudah memperingatkan pihak Disdikpora agar mempersiapkan para siswa menghadapi UN, dengan harapan hasilnya lebih baik dari tahun kemarin. Namun ternyata harapan kami itu tinggal angan-angan,” tegas Junai, kemarin di Palangka Raya.
Junai menilai pemerintah telah melakukan kebohongan kepada rakyat. Sebab, di sejumlah media massa dilansir bahwa UN bukan lagi satu-satunya penentu kelulusan. Tetapi dalam praktiknya tetap saja UN yang menjadi penentu kelulusan siswa.
“Kalau memang UN masih menjadi faktor penentu kelulusan, buat apa capek-capek sekolah selama tiga tahun. Toh hasilnya akan ditentyukan dalam tiga hari pelaksanaan UN. Lebih baik turun (datang) pada saat UN saja,” ujar Junai.
Junai yang mengaku kecewa melihat hasil UN tahun ini sangat mengharapkan pemerintah mengevaluasi dan membenahi sistem pelaksanaan UN. Artinya, kelulusan siswa harus pula mempertimbangkan hasil ujian sekolah dan ujian harian. Sebab, adalah fakta seorang siswa yang dikenal berprestasi tiba-tiba tidak lulus karena faktor tertentu. Sebaliknya, karena faktor keberuntungan, siswa yang selama ini dikenal biasa-biasa saja atau bahkan tidak terlalu menonjol dalam prestasi, bisa lulus.
Tingkat kelulusan siswa dalam UN tahun ini dikabarkan merupakan yang terburuk sepanjang sejarah. Beberapa sekolah swasta bahkan tak mampu meluluskan seorang pun siswanya. Tak heran, Disdikpora tidak bersedia membuka data kelulusan kepada wartawan.
“Mohon maaf, sementara kami belum bersedia membuka data berapa siswa yang lulus dan siswa yang tidak lulus. Data ini masih belum final dan hanya bersifat sementara. Sebab, masih ada UN ulangan bagi siswa yang gagal menempuh UN utama. Kami khawatir kalau data ini kami beberkan malah memicu keresahan dan kegelisan di kalangan siswa dan masyarakat luas,” begitu kata Kabid SMP, SMA dan SMK, Disdikpora Kota Palangka Raya, Mimi Noryani.
Fakta menyedihkan ini membuat Walikota Palangka Raya, HM Riban Satia prihatin. Menurutnya, berdasarkan laporan dari Kadisdikpora Guntur Talajan, ada beberapa sekolah swasta yang semua siswanya tidak lulus. Namun Riban tidak menyebut secara rinci sekolah swasta yang dimaksud.
“Kami sangat prihatin dengan beberapa SMA swasta yang ada di Palangka Raya karena semua siswanya tidak bisa mendapatkan nilai standar UN sehingga dinyatakan tidak lulus,” kata Riban. Padahal, upaya untuk mempersiapkan siswa agar mantap menghadapi UN cukup matang, yaitu melalui beberapa kali try out dan pelajaran tambahan.
Riban berjanji akan mengevaluasi titik lemah pelaksanaan UN tersebut, baik dari sisi sarana prasarana pembelajaran maupun mata pelajaran yang diujiankan. “Saya langsung sedih mendengar laporan dari Kadisdikpora tadi. Tapi saya meminta siswa yang tidak lulus tidak perlu berkecil hati. Sebab, masih ada kesempatan kedua mengikuti UN ulangan. Maka dari itu persiapkan diri dengan matang,” harap Riban.
Sementara itu Mimi Noryani mengimbau supaya siswa yang tidak lulus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik fisik maupun mental, agar siap menghadapi dan menjalani UN ulangan. Apalagi masa persiapan relatif singkat. “Jangan sampai gagal yang kedua kalinya,” Mimi mengingatkan. rho
Tersengat dengan anjloknya tingkat kelulusan siswa SMTA yang mengikuti Ujian Nasional (UN), kalangan anggota DPRD Palangka Raya berencana memanggil Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat.
Anggota Komisi III, Junaidi menegaskan, pihaknya telah menjadwalkan pertemuan dengan Disdikpora, termasuk para kepala sekolah, pada 30 April nanti. Dalam rapat dimaksud, pihaknya akan meminta pertanggungjawaban dari Disdikpora atas kehancuran hasil UN tahun ini.
“Sebab, kami sudah jauh-jauh hari sudah memperingatkan pihak Disdikpora agar mempersiapkan para siswa menghadapi UN, dengan harapan hasilnya lebih baik dari tahun kemarin. Namun ternyata harapan kami itu tinggal angan-angan,” tegas Junai, kemarin di Palangka Raya.
Junai menilai pemerintah telah melakukan kebohongan kepada rakyat. Sebab, di sejumlah media massa dilansir bahwa UN bukan lagi satu-satunya penentu kelulusan. Tetapi dalam praktiknya tetap saja UN yang menjadi penentu kelulusan siswa.
“Kalau memang UN masih menjadi faktor penentu kelulusan, buat apa capek-capek sekolah selama tiga tahun. Toh hasilnya akan ditentyukan dalam tiga hari pelaksanaan UN. Lebih baik turun (datang) pada saat UN saja,” ujar Junai.
Junai yang mengaku kecewa melihat hasil UN tahun ini sangat mengharapkan pemerintah mengevaluasi dan membenahi sistem pelaksanaan UN. Artinya, kelulusan siswa harus pula mempertimbangkan hasil ujian sekolah dan ujian harian. Sebab, adalah fakta seorang siswa yang dikenal berprestasi tiba-tiba tidak lulus karena faktor tertentu. Sebaliknya, karena faktor keberuntungan, siswa yang selama ini dikenal biasa-biasa saja atau bahkan tidak terlalu menonjol dalam prestasi, bisa lulus.
Tingkat kelulusan siswa dalam UN tahun ini dikabarkan merupakan yang terburuk sepanjang sejarah. Beberapa sekolah swasta bahkan tak mampu meluluskan seorang pun siswanya. Tak heran, Disdikpora tidak bersedia membuka data kelulusan kepada wartawan.
“Mohon maaf, sementara kami belum bersedia membuka data berapa siswa yang lulus dan siswa yang tidak lulus. Data ini masih belum final dan hanya bersifat sementara. Sebab, masih ada UN ulangan bagi siswa yang gagal menempuh UN utama. Kami khawatir kalau data ini kami beberkan malah memicu keresahan dan kegelisan di kalangan siswa dan masyarakat luas,” begitu kata Kabid SMP, SMA dan SMK, Disdikpora Kota Palangka Raya, Mimi Noryani.
Fakta menyedihkan ini membuat Walikota Palangka Raya, HM Riban Satia prihatin. Menurutnya, berdasarkan laporan dari Kadisdikpora Guntur Talajan, ada beberapa sekolah swasta yang semua siswanya tidak lulus. Namun Riban tidak menyebut secara rinci sekolah swasta yang dimaksud.
“Kami sangat prihatin dengan beberapa SMA swasta yang ada di Palangka Raya karena semua siswanya tidak bisa mendapatkan nilai standar UN sehingga dinyatakan tidak lulus,” kata Riban. Padahal, upaya untuk mempersiapkan siswa agar mantap menghadapi UN cukup matang, yaitu melalui beberapa kali try out dan pelajaran tambahan.
Riban berjanji akan mengevaluasi titik lemah pelaksanaan UN tersebut, baik dari sisi sarana prasarana pembelajaran maupun mata pelajaran yang diujiankan. “Saya langsung sedih mendengar laporan dari Kadisdikpora tadi. Tapi saya meminta siswa yang tidak lulus tidak perlu berkecil hati. Sebab, masih ada kesempatan kedua mengikuti UN ulangan. Maka dari itu persiapkan diri dengan matang,” harap Riban.
Sementara itu Mimi Noryani mengimbau supaya siswa yang tidak lulus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik fisik maupun mental, agar siap menghadapi dan menjalani UN ulangan. Apalagi masa persiapan relatif singkat. “Jangan sampai gagal yang kedua kalinya,” Mimi mengingatkan. rho
0 komentar:
Posting Komentar