Minggu, 06 Februari 2011

Pansus Sawit "Masuk Angin" ?


SAMPIT – Panitia Khusus (Pansus) Sawit yang dibentuk DPRD Kotawaringin Timur dikabarkan masuk angin. Kecuali mulai tertutup dalam memberikan informasi, sebagian anggotanya dikabarkan sudah mengantongi “bantuan” dari pengusaha sawit di Jakarta.
Tanda-tanda mulai masuk anginnya Pansus terlihat dari sikap mereka yang mulai tertutup. Kalau sebelumnya sejumlah pimpinan Pansus berkoar-koar untuk membuka secara terang-benderang apapun temuan kepada pers, belakangan terkesan menutup diri.
Salah satu buktinya adalah digelarnya rapat dengar pendapat dengan eksekutif, terutama Badan Pertanahan Nasional (BPN), secara tertutup atas permintaan seluruh peserta rapat. Hal ini tentu saja menimbulkan tanda tanya terhadap Pansus yang dibentuk untuk membuka kebenaran tudingan bahwa sejumlah pemilik sawit menguasai lahan melebihi legalitasnya.
Ketua Pansus, Kemikson Tarung, mencoba berkilah soal rapat tertutup itu. “Karena  masih menimbulkan perdebatan, kalau terekspos bahkan akan memperlebar permasalahan. Lagi pula, rapat tertutup itu atas keinginan forum rapat,” katanya.
Namun rapat yang digelar tertutup ini mengundang suara minor berbagai pihak tentang sepak terjang sejumlah oknum pansus yang sangat lihai memanfaatkan kesempatan di balik kesempitan.
Tak dipungkiri, dalam  perjalanannya, Pansus telah menemukan berbagai kejanggalan yang dilakukan oleh sejumlah PBS sawit yang ada di daerah. Kejanggalan itu termasuk menyangkut perizinan maupun luas lahannya. Namun hal itu bukannya ditindaklanjuti, namun dikabarkan dijadikan sebagai alat tawar.
Dalam bekerja pun Pansus Sawit  kabarnya  melakukan penelitian secara tebang pilih dan terkesan ada yang dilindungi agar tidak ditindaklanjuti oleh tim. Selain itu terkesan Pansus disetir oleh kekuatan di luar Pansus itu sendiri. 
Sumber PPost juga mengatakan, sebenarnya tak perlulah Pansus ini sampai berkoordinasi dengan anggota DPR RI karena sebelumnya sudah tuntas melakukan pertemuan dengan Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang. Padahal sebagian anggota ada yang tidak menginginkan harus ke Jakarta, namun  karena kengototan salah seorang oknum Pansus, terpaksalah sebagian harus bertolak ke Jakarta.
Namun di balik itu berkembang rumor, bahwa ketika berada di Jakarta, Pansus telah dihubungi oleh sejumlah pengusaha sawit melalui utusannya. Kabarnya, pengusaha inilah yang menanggung segala biaya, termasuk keperluan hotelnya.
Kalau sudah seperti itu, papar sumber tersebut, apakah Pansus masih ada giginya guna membongkar kasus yang menjadi sasaran penyelidikannya? Kehawatiran itu sebenarnya sudah ditengarai saat sebelum terbentuknya Pansus Sawit ini.
”Apakah Pansus masih punya gigi bila saja telah menerima bantuan dari pengusaha sawit? Padahal, anggota Pansus itu sudah memperoleh biaya SPPD dari dewan,” tutur sumber tersebut meyakinkan.
Tetapi, tudingan itu dibantah Ketua Pansus, Kemikson Tarung. Dia menegaskan timnya telah bekerja sesuai dengan acuan pansus. “Banyak pengusaha yang ingin bertemu, namun saya  tolak karena khawatir berimbas pada  kemandirian Pansus,” tegas politisi Partai Demokrat ini saat dihubungi melalui ponselnya.ari

0 komentar:

Posting Komentar